Langsung ke konten utama

Anak Baru

SD kelas 2 semester 2, hari pertama masuk sekolah setelah libur semester. Kalau gak salah, mata pelajaran bahasa Indonesia. Bu guru kasih tugas menulis 30 nama orang (kelompok lain tugasnya menulis 30 nama lain, entah hewan atau apa aku lupa).

Aku punya ide untuk menulis nama teman-teman sekalas. Masalahnya, jumlah siswa dalam satu kelas saat itu cuma 29 siswa.

"Gapapa lah, satunya tinggal tambahin nama baru mengarang," pikirku.

Lalu saat aku mencapai nomer sekitar belasan, tiba-tiba bu guru masuk sambil memperkenalkan ada satu anak baru. Dia anak perempuan, namanya sebut saja, April.

Aku kurang begitu ingat respon satu kelas saat itu, tapi sepertinya mereka agak tercengang, mungkin. Karena sekolahku saat itu cuma sekolah kecil, lokal desa. Yang sekolah di situ ya cuma orang sekitar sekitar situ saja. Jadi konsep tentang adanya anak baru, itu tidak biasa.

Adapun anak baru tersebut, sepertinya agak malu. Atau selanjutnya aku ketahui, dia lebih seperti anak yang kepribadiannya itu gak pedulian sama sekitar. Jadi, dia diperkenalkan oleh bu guru di pintu, tanpa memperkenalkan diri, langsung menuju satu-satunya bangku kosong yang ada di kelas.

Kebetulan sekali, bangku kosong itu sebangku sama anak yang, bisa dibilang agak ekstrovert. Sebut saja namanya Agustin. Jadi dia langsung akrab sama anak baru tersebut (beberapa tahun selanjutnya mereka jadi temen deket).

Bayangkan kalau bangku kosongnya itu sebangku denganku, pasti aku diemin tuh anak baru sampe pulang sekolah.

Nah, berbeda sama respon temen-temen yang kayaknya cukup penasaran dengan anak baru tersebut, aku kurang begitu tertarik. Yang aku pedulikan saat itu adalah siapa namanya. Karena dia datang pas banget jadi orang ketiga puluh dalam list nama orang tugas pengerjaanku. Hahaha...

Ya, bisa dibilang kebetulan. Karena beberapa tahun berikutnya aku dan anak baru tersebut jadi semacam, teman dekat maybe. Meskipun cuma aku saja yang mengakuinya demikian.

Tapi seenggaknya kita berdua cukup akrab pada titik di mana kita bisa saling ejek dan jahil tanpa kita merasa terganggu. She's one of a friend of my childhood that influence my life.

Komentar