Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Apakah Diri Ini Ditakdirkan Hidup Susah?

Mungkinkah sebagian dari kita memang ditakdirkan hidup susah? Pertanyaan ini sering terbersit dalam pikiranku kala melihat keadaan hidup, bagi diri sendiri maupun orang di sekitarku. Kebanyakan warga di desaku berprofesi sebagai petani. Aku bisa katakan kalau mereka termasuk pekerja keras. Atau paling tidak, mereka bukanlah pemalas yang tak mau bekerja. Namun entah kenapa hidup mereka dari dahulu sampai sekarang ya gitu-gitu aja, tetap berada di bawah garis kemakmuran. Hidupku sendiri juga begitu. Aku memang bukan seseorang yang nomer satu dalam hal bekerja keras. Namun aku juga tidak pernah diam dalam berusaha. Meskipun jarang dilihat, aku selalu mengusahakan sesuatu untuk mengubah nasib. Namun hasilnya ya begini saja. Sebaliknya, ada orang-orang yang usahanya sedikit saja, namun hidupnya bisa enak. Atau malah ada yang hanya diam saja, tapi dapat warisan harta melimpah. Berdasarkan realitas tersebut, akhirnya aku mempertanyakan, apakah benar nasib hidup kita bergantung pada seberapa b

Tempat Penyimpanan Kenangan

Memiliki kenangan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Dengan kenangan, seseorang bisa mengambil pelajaran dari pengalamannya. Selain itu si kenangan, baik yang menyenangkan atau menyedihkan, bisa menstimulasi perasaan aneh namun menghangatkan, yaitu perasaan nostalgia. Setiap hari setidaknya sekali, aku selalu menyempatkan untuk mengenang masa lalu. Bukannya aku tidak bisa move on atau semacamnya. Hanya saja mengenang masa lalu bisa menjadi metode healing bagiku. Ini seperti menonton film, namun kisahnya adalah dinamik a hidupmu sendiri. Oleh karena manfaatnya untuk healing dan mengambil hikmah pelajaran, aku sering menyarankan teman-teman untuk mengenang kembali masa lalunya sehabis mereka curhat dan bersedih. Namun demikian, tidak semua orang ternyata bisa dengan mudah mengakses ingatan mereka. Apalagi saat mereka sedang kalut dalam kesedihan, rasanya sulit untuk menstimulasi kenangan. Dalam hal terjadi demikian, aku menyarankan teman-tema

Pernikahan Keluarga Matre

Cerita menarik dari orang tua siang ini. Katanya ada tetangga yang anak perempuannya dibatalkan pernikahannya, padahal sudah lamaran. Alasannya karena anak perempuannya tidak jadi mau sama si calon lakinya. Si calon lelaki ini tidak ada masalah apa-apa. Dia tidak selingkuh, tidak kriminal, atau semacamnya yang bisa dianggap layak untuk batal pernikahan. Yang jadi sebab hanyalah karena si perempuan bertemu dengan laki-laki lain. Katanya, si perempuan ini pernah terjatuh saat berkendara jalan. Dia ditolong oleh seorang laki-laki. Jatuh hatilah dia padanya. Namun bagaimana bisa hanya karena kejadian itu saja bisa membuat si perempuan sampai berani membatalkan lamaran? Well , katanya si laki-laki penolong ini bekerja di pabrik Maspion. Untuk kalian yang tidak tahu, di masyarakat sini ada pemahaman bahwa kalau bekerja di pabrik Maspion itu gajinya besar dan hidupnya terjamin. Entah benar atau tidak asumsi masyarakat itu. Hanya saja, memang jelas gaji lelaki Maspion tersebut lebih tinggi ket

Haruskah Hidup Selalu Mengejar Tujuan

Apakah kita harus memiliki tujuan besar dalam hidup ini? Apakah setiap detik hidup kita harus diarahkan padanya? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada benakku sehabis menonton film Soul. Dalam film itu ditunjukkan bahwa si tokoh utama berusaha keras untuk mengejar mimpi seumur hidupnya menjadi pianis jazz. Namun setelah mencapai mimpinya itu, kebahagiaannya tidak terasa seberapa. Dia malah menyadari bahwa pengejarannya terhadap mimpinya itu justru mengalihkan dia dari kebahagiaan hidup keseharian di sekitarnya seperti, menikmati langit, mengobrol dengan teman, menjalin hubungan. Film itu benar-benar membekas dalam benakku. Selain karena kehebatan Disney-Pixar dalam storytelling, juga karena pesan moral dalam film itu benar-benar bersentuhan dengan pengalaman pribadiku. Berikut aku mau ceritakan perenunganku akan hal ini. Hidup yang Tertarget Semasa SMA dan kuliah, aku memiliki pemahaman bahwa kita harus punya tujuan yang besar dalam hidup ini. Seluruh hidup kita, harus diarahka

Jangan Sampai Akun Media Sosial Terbengkalai

Ada berapa akun pribadi media sosial yang kalian punya? Apakah semuanya kalian gunakan secara rutin? Atau malah ada yang terbengkalai? Aku sendiri harus mengakui, ada banyak aplikasi media sosial yang pernah aku gunakan dengan akun pribadiku. Entahlah, mungkin lebih dari tujuh. Tak heran, mulai jaman aku masih SMP sampai sekarang, terus bermunculan aplikasi-aplikasi media sosial. Aku pribadi tidak begitu tertarik mengikuti tren. Namun teman-temanku banyak yang menggunakan, dan mereka pada update kabar di aplikasi itu. Jadi mau tak mau, aku harus ikut menggunakannya demi masih bisa menyambung silaturahmi dengan teman-teman. Namun demikian, banyaknya aplikasi tentu saja tidak bisa kita gunakan setiap hari. Beberapa di antaranya akan jadi terbengkalai, atau kita jadi lupa password akun kita. Di sini aku mau menyampaikan alasan untuk cek secara berkala akun media sosial, jangan sampai terbengkalai. Peretas Bisa Menyerang Aku pikir kita semua sepakat kalau peretas bisa masuk dan mengambil a

Mimpi, Orang Mati, dan Warisan

Bagi warga di sekitar tempat tinggalku, pandemi ini membawa dua macam bencana, yaitu kemiskinan dan kematian. Kebijakan PPKM yang banyak membatasi aktivitas pasar dan restoran, berdampak cukup besar bagi warga sini yang mata pencahariannya bertani sayuran. Selain itu, di tengah perekonomian yang terpuruk, banyak warga yang meninggal dunia. Bisa jadi mereka meninggal karena covid, bisa pula tidak. Entahlah, warga sini juga tidak pernah mau dibawa ke fasilitas kesehatan jika sakit. Alhasil, jarang diketahui sebab musabab meninggalnya. Barangkali, mereka meninggal bukan karena covid, namun karena kemiskinan yang menjerat. Sudah menjadi asumsi umum, orang yang tidak memiliki uang mudah terserang penyakit karena pikirannya yang terlalu stress. Adapun maraknya kemiskinan dan kematian warga ini, memunculkan fenomena baru yang cukup menarik. Belakangan ini, beberapa keluarga mengaku dihantui dalam mimpi oleh orang terdekatnya yang sudah meninggal. Semuanya sama, orang terdekatnya berpesan untu

Kenapa Tak Perlu Menjadi Orang Lain untuk Dicintai

Mencintai dan dicintai adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Memang kita masih bisa hidup hanya dengan makan dan istirahat. Namun tanpa cinta, hidup terasa hampa. Seseorang bisa terganggu keseimbangan jiwanya jika dia tak memiliki cinta. Ada yang menjadi gila, ada pula yang bunuh diri karenanya. Mencintai dan dicintai adalah satu kesatuan kebutuhan. Mereka harus dipenuhi keduanya. Yang sering terjadi adalah, seseorang mencintai, namun tak balik dicintai. Ini yang disebut patah hati. Begitu menyakitkan rasanya. Seringkali perasaan tak dicintai itu berdampak buruk pada kepercayaan diri. Seseorang merasa dirinya tak layak untuk dicintai. Salah satu dampaknya, dia berusaha menjadi orang lain dan mengubur dirinya sendiri. Bentuk tindakannya misalnya, mencoba menjadi orang yang sok asyik, padahal dirinya secara dasar bukanlah orang seperti itu. Atau yang lebih ekstrim, berpura-pura punya mobil mewah padahal tidak. Semua itu dilakukan dengan harapan seseorang bisa mencintai “dirinya”. 4 Alas

Renungan Pinggir Sungai

Siang ini aku menghabiskan waktu siang berada di pinggiran sungai desa. Tak tahu mengapa aku berakhir di situ. Padahal awalnya hanya ingin berkeliling ria mengitari desa. Mungkin aliran sungai ini memiliki magnet tersendiri. Kawasan Sungai Dam Grogol Di desaku, sungai ini tidak memiliki nama. Atau mungkin hanya aku saja yang tak tahu namanya. Yang aku tahu, orang-orang desaku menyebut kawasan ini sebagai Dam Grogol, karena memang tempat ini dekat dengan pintu air (atau dam) yang mengatur laju aliran sungai ini. Menjadi perbatasan desa, kawasan ini sering dikunjungi atau sekedar dilewati orang. Dari tempatku duduk, bisa kulihat para penjual asongan sedang melayani pelanggannya. Ada anak-anak yang bermain dan mandi di sungai. Ada orang-orang yang menyalurkan hobi memancingnya. Ada pula orang sepertiku, yang hanya duduk tanpa tahu mengapa. Bisa dibilang sungai ini cukup besar. Aku tidak tidak tahu seberapa lebar ukurannya, atau seberapa kedalamannya. Tapi jika melihat sistem alur pintu a