Langsung ke konten utama

Membanding-Bandingkan dalam K-Pop

Sekitar dua tahun ini aku tertarik dengan dunia K-Pop dan masuk salah satu fandom mereka. Ehm, gak masuk yang benar-benar masuk sampai fanatik sih, kayak koleksi photocard gitu-gitu, enggak. Ya cuma tertarik secara casual saja, ikut gabung grup Facebook, interaksi di Twitter, streaming videonya, ya gitulah...

Meskipun hanya interaksi secara casual, aku sudah cukup mengenal bagaimana kultur dan kepribadian fandom K-Pop tersebut. Menurutku, anak-anak K-Pop itu cukup baik. Yang kumaksud baik di sini ialah mereka cukup akrab sama pendatang baru, menghargai konversasi, gak ada kata kasar, sedia menjawabi pertanyaan.

Meskipun, ya seperti persepsi orang awam, bahwa anak K-Pop itu halu, terlalu emosional, kurang dewasa. Tapi ya gitulah, memang kalau aku amati rata-rata mereka masih remaja dan dewasa muda.

Tapi ada salah satu hal dari mereka yang aku gak suka banget, yaitu terlalu membanding-bandingkan artis atau idol favorit mereka. Hal-hal seperti jumlah tropi, jumlah follower. penjulan album. Atau yang paling sering diungkit, jumlah view streaming.

Iya kalau perbandingannya sehat. Perbandingan yang mereka lakukan seringkali gak logis. Misal, masa' mereka membandingkan grup idola mereka dengan grup yang notabene berasal dari perusahaan kecil, dengan grup yang company-nya udah menguasai pasar. Tentu saja kalah jauh, gak realistis untuk menyaingi.

Atau kadang untuk menghibur diri sendiri atau untuk sombong, mereka membanding-bandingkan grup favorit mereka dengan grup yang sudah jelas berada di bawah mereka.

Aku pikir ini bukan kebiasaan baik. Karena pertama, ini bisa memicu peperangan antar fandom. Sudah berapa kali aku lihat di Twitter berseliweran twit saling hujat antar fandom K-Pop. Yang jika ditelusuri, berawal dari perbandingan yang gak logis, seperti membandingkan jumlah view, atau bahkan idol mana yang peringkat cantiknya lebih tinggi (yang menurutku jelas ini subjektif banget).

Selain merusak keharmonisan fandom, terlalu membandingkan ini juga gak sehat bagi diri mereka sendiri. Jika kita terlalu membandingkan dengan yang terlampau tinggi, ini akan membuat kita insecure. Jika kita membandingkan dengan yang terlalu rendah, membuat kita sombong. Kedua penyakit jiwa ini sulit tertolong, karena yang mereka perbandingkan seringkali tak apple to apple. Akhirnya rasionya gak main, cuma emosional doang.

K-Pop ini kan pada dasarnya adalah musik, seni. Dalam seni, sulit kita membandingkan antar karya. Karena kebanyakan aspek seni itu bernilai subjektif, tiap seniman dan karya memilki value dan konteksnya masing-masing. Contoh bagaimana kamu bisa membandingkan lagu yang bergenre musik rock, dengan yang bergenre dangdut? Siapa yang menang? Tidak bisa. Karena mereka punya nilai, fungsi, dan penggemarnya masing-masing.

Pada kenyataannya, perbandingan yang dilakukan oleh fandom K-Pop itu adalah aspek-aspek yang tak berdasar. Misal, jumlah view streaming. Bagaimana bisa sebuah lagu dinobatkan sebagai nomer satu hanya karena jumlah view-nya? Bukankah jumlah view bisa mengalami fraud, bisa diakali dengan bot streaming, dan sebagainya?

Perbandingan pada aspek yang tak berdasar tersebut, membuat fans juga bertindak kurang waras. Lihat aja kerjaan mereka setiap hari, streaming tanpa henti. Mereka mendengarkan lagu bukan lagi untuk menikmatinya, tapi untuk memuaskan ego mereka yang tak mau kalah dengan fandom saingannya.

Kalau kita mau tanya kepada si artis atau idolanya sendiri, apakah mereka senang melihat perilaku fansnya yang ego tinggi begitu? Entahlah, dengan idol atau grup lain, tapi grup idol yang aku ikuti, mereka seringkali bilang, bahwa tujuan mereka berkarir di sana bukan untuk dikenal luas, atau nomer satu di segalanya. Mereka bilang cuma pingin berkarya secara jujur, dalam waktu yang lama. Jadi yang gak terlalu diperlukan angka view tinggi, penjualan album nomer satu di dunia, dan sebagainya.

Ya meskipun memang semua hal itu bisa membantu mendongkrak karir mereka. Tapi aku kira kita sebagai fans tidak perlu sampai berlebihan mengkoleksi album atau streaming siang dan malam. Secukupnya saja.

Yang perlu kita tanamkan dalam hati kita sebagai fans adalah, rasa kecukupan. Percayalah idola kita sudah berkarya cukup baik. Fakta bahwa ada fans seperti diri kita yang bisa mengapresiasi diri mereka, membeli album mereka, mendengarkan lagu mereka, ini kan berarti mereka cukup berkualitas. Kalau memang ada fans lain yang jumlahnya lebih besar tidak suka dengan idol kita, maka ya sudah, itu adalah taste mereka, berbeda dengan taste kita. Perihal rasa, tidak usah terlalu dibanding-bandingkan.

Dan sebagai informasi saja, seringkali fandom besar itu tidak semua fansnya mengerti apa yang mereka sukai, kebanyakan hanya ikut-ikutan trend saja. Mayoritas ngefans sama si A, maka dia pun ikutan. Jadi kuantitas tidak selamanya berarti kualitas.

Komentar