Kemarin-kemarin ada video viral, seorang kakek pengemudi mobil diamuk massa, karena beliau dituduh mencuri mobil yang dikendarainya. Berikutnya diketahui ternyata mobil tersebut adalah miliknya sendiri. Itu cuma tuduhan provokasi, yang akhirnya menyulut massa untuk memberhentikan dan menghakimi si kakek. Na'as, kakek tersebut meninggal karena tuduhan tersebut.
Hari ini, ada video lagi, serupa, ada pengemudi motor meneriaki mobil agar berhenti. Ketika mobil tersebut berhenti, si pemotor turun, lalu berpura-pura jalan pincang (seperti habis diserempet), lalu memprovokasi warga sekitar untuk mengeroyok si pengemudi mobil. Untungnya si pengemdui dan kawannya sudah memvideokan aksi pura-pura si pemotor tadi.
Dari kedua video viral tersebut, aku baru ketahui ternyata ada ya kejahatan semacam itu, memprovokasi warga sekitar untuk mengeroyok pengemudi, bahkan bisa berujung kematian.
Melihat komentar pada postingan video tersebut, beberapa orang jadi bertanya-tanya, lantas bagaimana kalau kita berhadapan dengan situasi seperti itu? Di mana kita gak bersalah, namun ada orang sengaja memprovokasi dan memfitnah kita sehingga mengundang kemarahan warga untuk mengeroyok kita. Kita kan gak bisa setiap kali mengemudi bawa teman, yang bisa memvideokan aksi tersebut untuk jadi barang bukti, yang bisa menyelamatkan kita, seperti video kedua.
Aku pribadi punya saran, ketika kita berada pada situasi mengemudi sendirian, dan diteriaki orang untuk berhenti.
Yang pertama dilakukan adalah segeralah menepi dan berhenti. Hal ini akan membuat massa yang mengejar itu berpikir kalau kita bersikap kooperatif, tidak berniat untuk kabur. Dengan begini kemarahan mereka akan teredam. Dengan segera berhenti, juga meminimalisir menarik perhatian dan terkumpulnya semakin banyak massa di sepanjang jalan.
Kalau kita tidak segera menepi, apalagi malah berusaha kabur, massa akan kesal. Kita akan dianggap lari dari tanggung jawab. Semakin lama kita berusaha kabur, itu juga akan semakin menarik perhatian orang-orang di sekitar jalan, sehingga makin banyak massa yang mnengejar. Semakin banyak massa, semakin banyak kemarahan, maka akan semakin sulit untuk dikendalikan.
Hal inilah yang terjadi pada kasus si kakek di atas. Beliau tidak segera menepi ketika diteriaki, walhasil, jumlah massa terkumpul semakin banyak. Bahkan polisi yang hadir di situ sudah tidak sanggup lagi amukan massa.
Yang kedua, setelah menepi dan berhenti, ini jangan langsung buka pintu dan keluar. Karena kita tidak tahu, massa yang mengejar kita niatnya beneran baik, cuma minta pertanggungjawaban, atau sudah niat jahat mau mengeroyok kita. Berada di dalam mobil akan memberikan kita proteksi.
Sembari berada di dalam mobil, telepon pihak berwenang. Tunggu mereka datang. Selain itu, coba amati, di antara kerumunan massa tersebut, ada gak seseorang yang cukup tenang yang bisa kita jadikan penengah persoalan tanpa kekerasan. Jika ada orang seperti itu, coba ajak bicara dan komunikasikan duduk perkaranya.
Inti dari saranku ini adalah, bersikaplah kooperatif dengan massa. Namun tetap tidak mengabaikan jarak keselamatan diri.
Komentar
Posting Komentar