Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Dikejar Massa Saat Berkendara

Kemarin-kemarin ada video viral, seorang kakek pengemudi mobil diamuk massa, karena beliau dituduh mencuri mobil yang dikendarainya. Berikutnya diketahui ternyata mobil tersebut adalah miliknya sendiri. Itu cuma tuduhan provokasi, yang akhirnya menyulut massa untuk memberhentikan dan menghakimi si kakek. Na'as, kakek tersebut meninggal karena tuduhan tersebut. Hari ini, ada video lagi, serupa, ada pengemudi motor meneriaki mobil agar berhenti. Ketika mobil tersebut berhenti, si pemotor turun, lalu berpura-pura jalan pincang (seperti habis diserempet), lalu memprovokasi warga sekitar untuk mengeroyok si pengemudi mobil. Untungnya si pengemdui dan kawannya sudah memvideokan aksi pura-pura si pemotor tadi. Dari kedua video viral tersebut, aku baru ketahui ternyata ada ya kejahatan semacam itu, memprovokasi warga sekitar untuk mengeroyok pengemudi, bahkan bisa berujung kematian. Melihat komentar pada postingan video tersebut, beberapa orang jadi bertanya-tanya, lantas bagaimana kalau k

Membanding-Bandingkan dalam K-Pop

Sekitar dua tahun ini aku tertarik dengan dunia K-Pop dan masuk salah satu fandom mereka. Ehm, gak masuk yang benar-benar masuk sampai fanatik sih, kayak koleksi photocard gitu-gitu, enggak. Ya cuma tertarik secara casual saja, ikut gabung grup Facebook, interaksi di Twitter, streaming videonya, ya gitulah... Meskipun hanya interaksi secara casual, aku sudah cukup mengenal bagaimana kultur dan kepribadian fandom K-Pop tersebut. Menurutku, anak-anak K-Pop itu cukup baik. Yang kumaksud baik di sini ialah mereka cukup akrab sama pendatang baru, menghargai konversasi, gak ada kata kasar, sedia menjawabi pertanyaan. Meskipun, ya seperti persepsi orang awam, bahwa anak K-Pop itu halu, terlalu emosional, kurang dewasa. Tapi ya gitulah, memang kalau aku amati rata-rata mereka masih remaja dan dewasa muda. Tapi ada salah satu hal dari mereka yang aku gak suka banget, yaitu terlalu membanding-bandingkan artis atau idol favorit mereka. Hal-hal seperti jumlah tropi, jumlah follower . penjulan albu

Agama Tidak untuk Diperdebatkan?

Iseng browsing Youtube, lihat video debat Dr. Zakir Naik. Pada kolom komentar ada yang bilang, "Agama itu soal kepercayaan, bukan untuk diperdebatkan. Terserah individu masing-masing mau percaya agama mana." Well , ada yang aku sepakati, ada yang kagak dari pernyataan itu. Aku sepakat kalau itu terserah pada masing-masing orang percaya agama mana. Karena kepercayaan itu menuntut adanya freewill . Dan kita gak akan pernah bisa memaksa freewill seseorang. "Terpaksa" mempercayai seseuatu, sejatinya bukanlah kepercayaan. Oleh karenanya Islam mengajarkan "tidak ada paksaan dalam agama." Tapi pertanayaan bahwa agama tidak untuk diperdebatkan, ini aku gak terima. Apakah jika menyangkut kepercayaan sama dengan tidak bisa atau tidak boleh untuk diperdebatkan? Menurutku, kepercayaan itu masuk area yang bisa diperdebatkan. Kenapa? Karena kepercayaan haruslah pada seseuatu yang benar. Kepercayaan adalah dasar sistem pengetahuan diri kita. Kalau basicnya salah, bisa ro