Langsung ke konten utama

Kritik Film Spiderman Miles Morales

Aku punya ekspektasi tinggi sama film Spiderman Across The Spiderverse. Dan aku kecewa. Memang filmnya bagus secara visual dan worldbuilding. But character and plot wise, not so much. Even bad.

Here’s why.

Visual dan worldbuilding yang menarik

Pertama, harus aku akui visualnya keren banget. Full color, beda style tiap multiverse, ini memberikan pengalaman unik dalam film yang temanya multiverse.

Worldbuilding-nya juga keren. Konsep desain tiap spiderman yang berbeda-beda, dengan masing-masing ability-nya, mak nyus banget. Malah kayaknya ini bagian favoritku dalam film, ketika semua spiderman mengejar Miles dengan ability masing-masing.

Ya, dua hal itu yang aku sangat enjoy dalam film ini. Visual, dan worldbuilding. Tapi character dan plot? Oh boy

Karakter yang kurang dinamis

Aspek karakter dalam film ini terasa kurang dinamis. Atau kalaupun terjadi dinamika antar karakter, malah jadinya kurang konsisten.

Yang kumaksud kurang dinamis adalah kurangnya konflik kepribadian atau motivasi antar karakter. Misal, antara Spiderman Miles dan Spiderman Hindi, mereka ini satu karakter yang sama persis. Mereka sama-sama ngelawak, sama-sama pingin pukul si penjahat.

Apanya yang beda? Paling logatnya doang. Gak hanya dua orang ini, Gwen, Peter Dad, mereka juga sama ngelawaknya seperti Miles. Kenapa terjadi kesamaan karakter? Karena filmnya sendiri mengatakan, “Spidermen is supposed to be funny!”

Well, sebenarnya boleh-boleh aja kita punya karakter ngelawak. Tapi masalahnya, kalo semuanya ngelawak, jadinya gak ada dinamika. Masalah ini kan yang terjadi pada film Marvel akhir-akhir ini, yang semua hero jadi pingin kayak Tony Stark.

Karena kesamaan karakter ini, jadinya malah sering terjadi inconsistency karena dipaksa untuk ketemu dan menciptakan dialog yang menarik antar karaketernya. Misal ketika Miles ketemu Gwen. Jadinya Gwen dipaksa jadi less jokes.

Begitupun ketika Miles ketemua Spiderman Hindi, ini Miles yang dipaksa ngalah. Padahal ketiga-tiganya sama-sama karakter ngelawak.

Ini lho pentingnya punya karakter yang variatif. Biar dinamika antar karakter itu menarik. Dialognya natural. Gak kayak satu orang yang sama bicara dengan dirinya sendiri.

Padahal, di film pertama tuh karakternya cukup diverse lho. Misal si Peter Dad, dia karakternya depressed. Kalo Gwen, dia gak banyak jokes, lebih logis ketimbang spiderman lain. Terus Spiderman Noir (yang hitam putih), dia lebih diem.

Mungkin beberapa karakter yang menarik di sini cuma Spider Punk sama Spider Miguel. Mereka punya kepribadian dan motivasi yang jelas. Spider Punk, dia rebelion. Miguel, dia follow order. Ini menimbulkan dinamika menarik pas ketemu Miles. Tapi udah, mereka doang sih.

Plot dipaksakan terpusat pada satu karakter

Ada banyak sub-plot dalam film ini, tapi dipaksakan harus tersentral pada satu karakter, yaitu Miles. Sedangkan karakter lain yang sebenarnya lebih cocok nge-carry plot tersebut, dipaksa jadi support karakter (dalam hal ini adalah Gwen).

Kalo boleh aku identifikasi, ada total empat sub-plot di film ini:

  • Classic hero villain plot
  • Drama romance plot
  • Drama family plot
  • Civil war plot

Classic hero villain ditunjukkan oleh hubungan antara Miles dan musuhnya, Spot. Ini biasalah terjadi pada film superhero, di mana si protagonis menghadapi ancaman antagonis dan harus mengalahkannya.

Drama romance, kalian tahu sendirilah, ini terjadi antara Miles dan Gwen. Di mana Miles suka sama Gwen, dan pingin terus sama dia.

Drama family, ini ditunjukkan oleh Miles terhadap kedua orang tuanya. Mungkin Gwen juga punya plot ini, antara dia dan ayahnya. Bahkan Peter Dad juga bisa jadi plot yang menarik, cerita sebagai ayah yang baru punya anak.

Civil war plot mungkin baru kelihatan di akhir movie, ketika si Miguel memerintahkan untuk menangkap Miles, versus Gwen yang pingin, entahlah, menyelamatkan Miles I guess?! (aku masih belum paham sama motivasi Gwen koq sampai ngerekrut)

Ada banyak plot. Ini gak buruk. Beberapa film bisa mengeksekusinya secara baik. Avenger Endgame, Captain America Civil War, Puss In Boots.

Tapi pada film Spiderman ini, gak berjalan baik. Dan sebabnya adalah karena dipaksakan plot tersebut harus tersentral pada karakter si Miles.

Si Miles mungkin cocok untuk nge-carry plot romance, sama classic hero villain. Mungkin family drama juga. Tapi untuk civil war, aku pikir Gwen lebih cocok. Dan Gwen menurutku juga lebih kuat aspek family drama-nya ketimbang Miles.

Kalau Miles dikasih family drama, ini kurang kelihatan cuy konfliknya. Soalnya dia gak ada masalah apa-apa kan sama keluarganya. Apa coba? Paling-paling kan dia merasa gak dipahami oleh orang tuanya karena dia gak bisa cerita soal identitasnya sebagai Spiderman.

Bandingkan dengan Gwen. Ini menurutku lebih emosional. Dia bukan hanya merasa gak dipahami, tapi juga merasa terancam, karena ayahnya sendiri secara aktif terus memburu dia. Makanya kan kerasa banget emosionalnya ketika Gwen akhirnya pulang dan memeluk ayahnya.

Tapi di film ini, kayak dipaksakan asumsi bahwa Miles adu argumen dengan orang tua, terus pergi berpetualang meninggalkan mereka, terus ngebet banget pingin menyelamatkan, bla bla bla. Boring...

Begitu pun dengan plot civil war. Menurutku Gwen lebih cocok punya spin off tersendiri untuk plot ini. Karena dia kan karakternya lebih pinter, terus entah mungkin punya visi tersendiri. Atau mungkin Peter Dad juga, yang mungkin si Miguel dulu adalah partnerya atau gimana, terus beda jalan dsb.

Tapi yang terjadi di film ini apa? Miles memberontak. Terus tanpa ditunjukkan alasan kenapa dia begitu kuat menolak perintah organisasi, eh tiba-tiba sanggup menginspirasi Gwen dan beberapa spiderman yang lain buat join. What the F...

Kayak aku tuh gak dapat alasannya gitu lho, kenapa spiderman-spiderman tersebut bisa join ngedukung Miles? Maksa banget sumpah.

Saran better plot

Kalo boleh, mungkin aku bisa perbaiki plotnya jadi gini deh.

Awal-awal, oke aku sepakat sama film ini. Tapi pas masuk part di mana Gwen mengunjungi Miles, nah ini aku pingin karakternya Gwen belum ada romance dulu. Jadi dia kesana karena memang pingin mengejar si villain Spot.

Tapi kebetulan, si Miles kan ada plot hero villain sama si Spot. Jadi ada kesamaan target tuh. Ketemu lah mereka. Di sini, bisa lah si Miles muncul romance sama si Gwen, mungkin kangen gitu. Tapi si Gwen jangan dulu, karena karakternya dia kan lebih dingin dan profesional.

Terus, karena plot romance dan hero-villain, si Miles maksa ngikutin Gwen ke multiverse meskipun si Gwen udah ngelarang banget. Nah di sini, si Miles bakal bikin chaos. Entahlah mungkin salah satunya adalah menyelamatkan ayahnya Gwen, sehingga muncul tuh benih romance Gwen ke Miles.

Tapi Gwen masih menolak perasaan itu karena masih percaya sama aturan organisasi Spider Elite-nya.

Terus berikutnya, Miles jadi ada konflik sama Spider Elite. Miles dibuang oleh organisasi. Mungkin si Spot pingin membunuh ayahnya (atau lebih baik ibunya sih, karena Miles lebih punya ikatan emosional sama si ibu ketimbang ayah), tapi organisasi nggak bantu, karena sudah aturan bla bla bla.

Di sini Gwen belum ada keberpihakan ke Miles. Tapi cuma sekedar dihukum gitu, entah mungkin karena tak sengaja  menciptakan anomali multiverse. Terus dia dibalikin pulang. Ketemu ayahnya, yang ternyata masih bisa hidup meskipun anomali. Sehingga dia menemukan kejanggalan pada aturan organisasi, terus memberontak.

Barulah Gwen mengumpulkan rekan-rekan buat join team. Jadi team ini memberontak bukan karena Miles yang bertindak cengeng, tapi karena karakter kepemimpinan Gwen, dan entah mungkin karena sudah diselamatkan oleh Miles juga (yang dalam film gak pernah ditunjukkan).

Nah, kalo kayak gini, semua sub-plot berjalan natural. Romance Gwen ke Miles gak tiba-tiba muncul, tapi ada dinamika proses. Drama keluarga Miles pingin menyelamatkan keluarga juga terasa. Alasan Miles buat nge-kill si villain juga. Dan civil war antar Spiderman juga disebabkan oleh alasan yang lebih organisasional dibandingkan hanya karena “Miles adalah teman.”

Kesimpulan

Semua kekurangan yang aku sebutkan di atas sebenarnya bisa digeneralisasi sebabnya, yaitu terlalu meng-glorify Miles. Like, I get it, Miles adalah karakter yang menarik. Dia spiderman yang unik. Dia fun, relate sama audiens remaja, diverse character, dan semacamnya.

Hal ini membuat penulis pingin membikin semuanya berkutat pada karakter ini. Plotnya dipaksakan mengarah atau disebabkan oleh dia. Bahkan kepribadian karakter-karakter dibikin kayak dia.

But come on, it doesn’t work!

Please, ada banyak karakter yang juga layak dikasih spot. Misal, aku pingin melihat Spider Punk mencetuskan pemberontakan. Aku pingin melihat Peter Dad menghadapi dilema melawan Miguel (yang mungkin adalah sahabatnya). And boy, aku pingin Gwen punya film-nya sendiri.

That will be good!

 

Komentar