Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Nonaktif Media Sosial

Lebih dari dua bulan ini aku menonaktifkan aktifitas media sosial. Facebook, Twitter, dan Instagram. Biasanya aku aktif posting, komen, hadir di setiap konversasi grup, kini aku hilang begitu saja. Bukan kenapa-kenapa. Aku tidak ada masalah signifikan dengan media sosial. Aku tidak dibully. Aku tidak dikucilkan di forum. Malahan bisa dibilang aku jadi semacam center opini di Twitter. Ya meskipun hanya ratusan saja yang like dan retweet, tetap saja itu menyenangkan, ya kan?! Namun entahlah, belakangan ini semua kesenangan itu terasa hambar. Bahkan mungkin menekan. Semakin kesini, semakin terasa tidak ada kebebasan dalam beropini di media sosial. Mungkin ini merupakan efek ketenaran. Dahulu saat media sosialku sepi, hanya punya beberapa kontak teman saja, rasanya bisa bebas berekspresi. Entah curhat, posting kata bijak, atau bahkan membahas PR dari sekolah. Kini, kontak media sosialku terdiri tidak hanya teman dekat saja, tapi juga orang asing yang aku tidak pernah tahu rupa atau tempat

Cinta dan Melepaskan

Dahulu aku sering berpikir bahwa tujuan akhir dari cinta adalah memiliki, untuk selamanya. Ya kau tahu, seperti cerita cinta pada umumnya saat itu, di mana sang pahlawan menyelamatkan putri, lalu menikah, hidup bahagia. Jatuh cinta terasa bahagia. Serasa ada jaminan pada ujung cerita ini akan ada kebahagiaan menanti. Tak peduli seberapa besar ketidakmungkinan, seberapa banyak halangan, seberapa tangguh naga yang menculik tuan putri, kita akan selalu bisa mendapatkan apa yang kita cintai. Tapi tidak. Kenyataan tidak bekerja seperti itu. Atau setidaknya, kenyataanku. Kenyataan itu membuatku sadar bahwa setiap cinta pasti akan berujung pada perpisahan. Iya, SETIAP cinta pasti berpisah. Ada yang kisahnya hanya tahap pacaran, tidak jadi pernikahan. Ada yang belum pacaran, sudah harus berpisah karena bertepuk sebelah tangan. Ada yang sampai menikah, namun dalam perjalanannya menemukan ketidakcocokan atau bahkan pengkhianatan, jadilah perceraian. Ada yang lebih beruntung cinta sampai menua, n