Langsung ke konten utama

Windows dan Laptop Jadul

Kemarin baru install Windows 8.1 64-bit di laptop lama. Dulunya pakai Windows 7 32-bit. Karena hardisk-nya rusak dang anti baru, jadi sekalian saja minta install-in windows yang baru juga.

Awalnya merasa kagak ada masalah. Windows 8.1 64-bit bisa jalan di laptop yang relative judul ini.

Tapi setelah nyobain beberapa aplikasi dan browser, baru ketemu sama masalah-masalah yang annoying banget.

Masalah

Pertama, resolusi grafisnya gak bisa diatur lebih dari 800x600. Dulu bisa sampai 1028x768. Efeknya, tampilan jadi ngeblur.

Hal ini sebenarnya normal terjadi kalau kita baru install ulang Windows. Karena driver-nya kehapus waktu install ulang. Resolusi 800x600 itu adalah driver bawaan Windows, yang tujuannya adalah sebagai driver sementara. Pengguna diharapkan menginstall lagi driver yang sesuai spek laptopnya. Dalam hal ini, driver yang harus aku install adalah Intel GMA 3600.

Nah, masalahnya adalah, driver Intel enggak support Windows 8 ke atas, paling maksimal ya Windows 7 32-bit. Jadi gak bisa diinstal di laptopku yang sudah Windows 8.1 64-bit. Jadi ya harus pasrah sama resolusi rendah.

Masalah berikutnya, beberapa aplikasi seperti Chrome dan Microsoft Edge ternyata tidak support lagi Windows 8.1. Padahal alasanku intall upgrade ke Windows 8.1 adalah supaya bisa menikmati aplikasi tersebut. Misal, Chat Bing-nya Microsoft Edge. Ternyata mereka sudah menghentikan support, dan maunya Windows 10 ke atas.

Akhirnya ya aplikasi-aplikasi tersebut kagak bisa aku update di laptop ini. Kayak percuma gitu install Windows (selamat tinggal 70 ribu rupiah).

Kesimpulan

Dari pengalaman ini aku belajar satu hal kalau kemajuan teknologi ini nikmatnya cuma bisa dinikmati oleh orang berduit saja. Mereka yang punya duit buat beli dan upgrade teknologi terbaru, mereka lah yang bisa menikmati fiturnya. Sedangkan yang kagak punya duit, mereka stuck sama teknologi lama.

Dan ini bisa jadi lingkaran setan. Karena jika kita stuck sama teknologi lama, kita tidak bisa mengakses kesempatan yang lebih besar untuk menghasilkan duit, yang berdampak lagi semakin tidak punya akses untuk teknologi baru. Ya gitu aja terus.

Well, sebenarnya bukan hanya duit saja sih faktornya. Kalau kita pinter, punya pengetahuan soal teknologi, kita bisa saja mengakses fitur teknologi terbaru tanpa duit, dengan cara mengotak-atiknya. Misal, kita pakai Linux alih-alih Windows.

Tapi sekali lagi, butuh pengetahuan kan (Linux gak simple euy). Masalahnya, uang dan pengetahuan adalah dua hal yang masih terbelakang di negara tercinta ini. 

Komentar