Sepertinya Juz 1 Alquran ini banyak diisi pembahasan soal favoritism kaum Yahudi dan Nasrani, serta ucapan dan tindakan mereka terhadap Muslimin.
Favoritism atau apa ya istilahnya?! Aku sih menyebutnya itu. Intinya pemahaman dan tindakan membela seseorang atau kelompok yang difavoritkannya. Saking membelanya, sampai gak peduli bahkan menjatuhkan pendapat orang atau kelompok di luar favoritnya.
Dalam hal juz 1 ini, masing-masing Yahudi dan Nasrani mengunggulkan kelompoknya masing-masing dan menjatuhkan yang lain. Contohnya mengatakan kalau hanya kaum Yahudi yang masuk surga. Atau mengatakan Ibrahim itu beragama Yahudi, dan semacamnya.
Dulu tuh aku berpikir koq bisah sih ada orang berpikiran goblok kayak Yahudi dan Nasrani pada masa Nabi itu. Kayak, gak logis hitu kan?! Apa jangan-jangan kaum seperti itu cuma dongeng doang, bahwasannya kegoblokannya itu dilebih-lebihkan saja?!
Namun sekarang, semakin aku banyak berinteraksi di media sosial, aku semakin bahwa spesies orang goblok semacam gitu itu benar-benar nyata. Contoh yang paling banyak kutemui sih golongan netijen buzzer pemerintah dan fans kpop.
Dalam hal buzzer pemerintah, mereka selalu berusaha berkomentar mendukung pemerintah, bahkan jika postingannya sudah jelas menunjukkan kekurangan pemerintah. Aku kadang kesel juga. Beberapa kali aku komentar netral, tidak memihak, seperti misalnya bertanya atau memberi solusi. Namun karena terkesan tidak menunjukkan dukungan pada kebijakan, maka ada saja netijen yang aku gak kenal gak apa, membalas komentarku dengan nada menyindir atau bahkan menghina.
Netijen fans kpop lebih brutal lagi. Mungkin karena mereka kebanyakan berusia masih kecil apa ya, sehingga mereka lebih gak mikir. Jadi mereka tuh tidak segan-segan menyerang ras dan agama demi mempertahankan si idola. Mereka juga akan mencari-cari kekurangan idola lain, misal kasus terlibat skandal gitu, terus menghinanya.
Namun demikian, sepertinya orang-orang kayak gitu itu tidak disebabkan oleh kegoblokan. Mereka bukannya gak tau kalau argumen mereka itu goblok. Karena kalau aku lihat, sudah banyak yang menyampaikan counter argument terhadap mereka.
Misal, fans kpop yang menyerang idolaku dengan membawa-bawa kasus “simbol Nazi.” Itu mereka sudah dijawabi dengan artikel berita dan semacamnya, bahwasannya itu tidak disengaja. Kemudian ada juga yang membalas balik, bahwasannya idol mereka yang menyerang itu, juga pernah terlibat kasus serupa. Namun mereka menutup mata. Istilahnya double standar ya?! Kesalahan musuh dihujat, kesalahan sendiri dibiarkan.
Sehingga bukan sebab kegoblokan doang sih. Tapi lebih karena favoritism. Saking besar pembelaannya terhadap golongannya, membuat mereka tidak peduli dengan argumen yang berlawanan. Kalau dalam bahasa Alquran sih sudah tertutup pintu hatinya.
Terhadap orang seperti ini, kata Alquran, mending tinggalkan saja. Sama saja kita memberi peringatan dan argumen, mereka tidak akan beriman. Mereka tidak akan peduli.
Jadi lain kali kalau ketemu buzzer pemerintah atau fans kpop annoying, maka report dan block saja komentar akunnya. Easy!
Komentar
Posting Komentar