Langsung ke konten utama

Media Sosial Makin Bergeser Menjadi Media Publik

Sepertinya semakin kesini, media sosial semakin kehilangan fungsinya untuk berinteraksi dengan teman atau orang terdekat. Entahlah kalian merasakannya atau tidak, atau mungkin aku saja yang kehilangan fungsi tersebut?!

Jadi, kemarin-kemarin aku lihat aktifitas media sosialku. Dan baru aku sadar, bahwa aku jarang sekali membuka fitur Direct Message. Interaksiku paling banyak ada di fitur beranda, dan komen postingan. Itupun bukan postingan teman sendiri, tapi page/channel orang lain.

Padahal kalau mengingat awal kali media sosial dibuat (misal, Facebook oleh Mark), itu kan ditujukan agar antar teman bisa saling berinteraksi dan berkirim pesan. Mereka bisa berbagi foto, kegiatan, dan komentar satu sama lain. Namun sekarang fungsi itu agak kurang terasa lagi.

Facebook, Instagram, Twitter

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya ini bukan hal yang baru, ya?! Ini pertama kali terjadi pada aplikasi Facebook, ya sekitar masa-masa awal kuliah dulu. Pada masa itu mulai terasa bosan menggunakan aplikasi, hanya scrolling beranda doang. Kayaknya waktu itu disebabkan oleh migrasi teman-teman ke Instagram, membuat Facebook jadi sepi.

Namun aplikasi Instagram juga mengalami demikian. Agak telat dibandingkan dengan migrasi teman-teman, aku pribadi sih menggunakan aplikasi Instagram baru ketika lulus kuliah. Saat pertama kali menggunakannya, rasanya sama seperti pertama kali menggunakan Facebook. Beberapa teman menyambut, saling follow, terus saling komen di postingan. Namun lama-kelamaan, interaksi di aplikasi tersebut sepi juga.

Untuk Twitter sendiri, aku dan teman-teman sejak awal memang sudah jarang menggunakannya. Alhasil aplikasi tersebut aku gunakan untuk follow akun-akun publik seperti berita, tokoh politik, dan semacamnya.

Nah seperti Twitter itu lah, kini Facebook dan Instagram terasa. Tidak ada interaksi antar teman di sana. Hanya interaksi diri dengan akun page umum. Interaksinya berupa melihat postingan saja, atau like, atau komen, atau mengomentari komentar komentar orang lain.

Akhirnya tak jauh beda seperti aplikasi Youtube, di mana kita tidak saing berteman atau saling follow dengan siapapun, di sana kita hanya nonton, like, atau komen postingan akun orang lain. Media sosial sudah mau kehilangan fungsi awalnya.

Kenapa Ini Terjadi?

Kenapa ya, bisa begini?! Apa karena jumlah teman dan orang terdekatku berkurang, ya?! Karena yang seperti gak hanya terjadi pada aplikasi media sosial, namun juga pada aplikasi yang lebih menkhususkan diri pada aspek chatting seperti Whatsapp dan Telegram.

Iya, aku sekarang ini sudah jarang membuka kedua aplikasi tersebut. Apalagi Whatsapp, bahkan pernah hampir tak pernah sama sekali membukanya selama sehari, karena memang tidak ada pesan masuk.

Telegram mungkin masih sesekali aku buka, pada aplikasi tersebut terdapat fitur atau akun channel yang dikelola oleh user untuk share postingan tertentu. Ya, kurang lebih sama seperti page-nya Facebook lah. Tapi ya gitu, kalau tidak ada channel tersebut, maka Telegramku jadi sepi.

Selain karena jumlah teman yang berkurang, bisa juga karena mindset ku sendiri. Jadi aku punya pemahaman bahwa media sosial itu seperti tempat pengumuman publik. Di tempat itu kamu tidak mengumumkan hal yang bersifat pribadi, seperti aibmu, atau hubungan dengan temanmu. Di tempat publik, kamu cenderung menunjukkan hal yang layak diketahui publik.

Oleh karenanya, aku sangat jarang melihat postingan teman-teman, karena aku merasa mereka memposting itu di media sosial, pasti ditujukan untuk publik, bukan untukku, sehingga tak ada kewajibanku untuk melihat atau meresponnya.

Nah, mungkin ini kali ya yang menyebabkan medsosku sepi. Disebabkan aku yang jarang melihat postingan teman-teman, aku jadi jarang interaksi dengan mereka. Begitupun dari sudut pandang mereka, karena aku jarang memulai interaksi ke mereka, maka mereka jadi menurunkan intensitas interaksinya padaku.

But It’s Okay

Yah, gapapa lah! Apapun itu alasannya, it’s not really a big deal tho. Karena seperti yang aku kata, media sosial menurutku seperti tempat pengumuman publik. Kamu tidak harus membagikan informasi pribadi dan pertemananmu di sana. Jadi tak masalah jika media sosialmu sepi pertemanan.

Anggap saja media sosial itu adalah tempat kamu bisa berinteraksi dengan publik, saling berbincang dengan orang yang tidak kamu kenal sekalipun. Bagaimana kalau mau interaksi dengan teman dan orang terdekat? Kita kembali saja ke media yang klasik: interaksi langsung. Kunjungi rumah teman, atau ketemuan di tempat nongkrong, itu akan lebih berkesan bagi hubungan pertemanan. Sedangkan bagi mereka yang terpisah jarak, let’s just call with voice and/or video.

Komentar